Gue. Salah satu dari sekian orang yang naksir
sama lo, maybe. Tapi mungkin gue satu – satunya orang yang selalu masang
tampang datar tiap ketemu lo. Bukan maksud apa apa ya, Cuma buat ngendaliin
perasaan gue aja. Dan mungkin juga gue satu satunya orang yang kenal sama lo
tapi ga pernah nyapa. Jangankan nyapa, nengok dan ngasih senyum aja enggak.
Oke, itu gue, ya gue emang kayak gitu. Gue pengen tau lo sebenernya kayak apa,
tapi deket aja enggak ya. Menurut gue, antara nyapa atau enggaknya itu mencerminkan
perasaan sebenernya sih. Biasanya kalo orang itu respect, dia bakal nyapa, tapi
kalo enggak ya cuek aja. Kalo pun guenya nyapa duluan tapinya dia respect aja
enggak, yang ada gue makan kacang. Lo itu antara ga respect sama pura pura ga
tau. Tapi menurut beberapa peristiwa yang gue alamin, lo itu emang ga respect.
Pelajaran aja sih buat gue, biar gue ga berharap lebih sama lo. So, waktu gue
terlalu berharga buat mikirin lo yang sama sekali ga nganggep gue. Tapi gimana
pun sikap lo ke gue, gue yakin, itu yang terbaik buat gue. Di depan lo emang
gue keliatannya sombong dan cuek, dibalik itu semua, gue lawan katanya kok.
Rasanya flashback itu gado – gado campur nano – nano. Ada disaat gue ga mikir
aneh aneh tentang lo, ada juga disaat yang berlawanan dan disitu saat gue
ngerasa lo udah ada yang punya. Mikirin itu emang ngena banget. Udah berusaha
buat ga peduli, tapi apa mau dikata kalo emang nyatanya gue masih stuck di lo. Tapi
gue yakin, sesuatu yang udah ditakdirin jadi milik gue ga akan jatuh ke tangan
orang lain. Believe in it aja. Kalo ketemu lo, ya kayak biasa aja. Gue cuma
bisa natap diem diem dan merhatiin lo diem diem. Ya karna gue ga cukup punya
nyali buat muncul di hadapan lo. Udah itu aja yang bisa gue tulis. So simple.
Mudah, tapi sulit dijalanin. Just let it be!
Sabtu, 20 September 2014
Selasa, 02 September 2014
Untuk yang disana
Akan
selalu ada kisah di setiap malam yang panjang, tentang mengukir harapan
mencapai angan hingga menutup mata dengan tangisan atau senyuman. Hanya untaian
kata yang bisa kuluapkan dalam tulisan bukan dengan lisan.
Terkadang
apa yang aku harapkan akan mengharapkan lebih dari yang aku harapkan. Mungkin
aku sudah memaafkan sikapmu kemarin, aku memaafkan bukan berarti aku melupakan.
Sesuatu yang menyakitkan akan membawaku untuk menjadi orang yang kuat dan
sempurna. Aku tau, ketulusan akan membawa kebahagiaan. Walau harus memberikan
pengorbanan yang begitu berat. Kebahagiaan yang sempurna adalah ketika aku
mendapatkan apa yang aku harapkam tanpa menyakiti perasaan siapapun.
Titik
lelah itu pasti akan datang. Dimana hati sudah tidak lagi mendekap segala harapan
dan kenangan. Mungkin itu disaat paling berat. Disaat aku sudah tak berharap
apapun darimu. Ketika itu, aku akan mencoba melupakan mu walau kenyataannya tak
semudah aku memikirkannya. Lagi pula untuk apa aku mempertahankanmu kalau
nyatanya kamu sama sekali tak melakukan hal yang sama sepertiku.
Aku tak
paham mengenai cinta. Yang ku tau ia indah. Jika diizinkan, aku ingin
memahaminya. Tapi apa dayaku tanpa kekuatan dari-Nya. Cinta itu indah
menurutku. Namun keindahan itu akan lenyap tatkala disimpul dengan tali temali
selain tali takwa. Yang ku tau cinta itu indah. Tak perlu memaksakan kisahnya
untuk buktikan ia ada, karena tanpa dipaksa ia akan tetap ada.
Terimakasih
untukmu yang pernah dan masih mengisi hatiku saat ini. Meskipun kau hanya angin
lalu yang akhirnya melukai ku…

Langganan:
Postingan (Atom)