Sabtu, 20 September 2014

Random Post



Gue. Salah satu dari sekian orang yang naksir sama lo, maybe. Tapi mungkin gue satu – satunya orang yang selalu masang tampang datar tiap ketemu lo. Bukan maksud apa apa ya, Cuma buat ngendaliin perasaan gue aja. Dan mungkin juga gue satu satunya orang yang kenal sama lo tapi ga pernah nyapa. Jangankan nyapa, nengok dan ngasih senyum aja enggak. Oke, itu gue, ya gue emang kayak gitu. Gue pengen tau lo sebenernya kayak apa, tapi deket aja enggak ya. Menurut gue, antara nyapa atau enggaknya itu mencerminkan perasaan sebenernya sih. Biasanya kalo orang itu respect, dia bakal nyapa, tapi kalo enggak ya cuek aja. Kalo pun guenya nyapa duluan tapinya dia respect aja enggak, yang ada gue makan kacang. Lo itu antara ga respect sama pura pura ga tau. Tapi menurut beberapa peristiwa yang gue alamin, lo itu emang ga respect. Pelajaran aja sih buat gue, biar gue ga berharap lebih sama lo. So, waktu gue terlalu berharga buat mikirin lo yang sama sekali ga nganggep gue. Tapi gimana pun sikap lo ke gue, gue yakin, itu yang terbaik buat gue. Di depan lo emang gue keliatannya sombong dan cuek, dibalik itu semua, gue lawan katanya kok. Rasanya flashback itu gado – gado campur nano – nano. Ada disaat gue ga mikir aneh aneh tentang lo, ada juga disaat yang berlawanan dan disitu saat gue ngerasa lo udah ada yang punya. Mikirin itu emang ngena banget. Udah berusaha buat ga peduli, tapi apa mau dikata kalo emang nyatanya gue masih stuck di lo. Tapi gue yakin, sesuatu yang udah ditakdirin jadi milik gue ga akan jatuh ke tangan orang lain. Believe in it aja. Kalo ketemu lo, ya kayak biasa aja. Gue cuma bisa natap diem diem dan merhatiin lo diem diem. Ya karna gue ga cukup punya nyali buat muncul di hadapan lo. Udah itu aja yang bisa gue tulis. So simple. Mudah, tapi sulit dijalanin. Just let it be!

Selasa, 02 September 2014

Untuk yang disana



Akan selalu ada kisah di setiap malam yang panjang, tentang mengukir harapan mencapai angan hingga menutup mata dengan tangisan atau senyuman. Hanya untaian kata yang bisa kuluapkan dalam tulisan bukan dengan lisan.

Terkadang apa yang aku harapkan akan mengharapkan lebih dari yang aku harapkan. Mungkin aku sudah memaafkan sikapmu kemarin, aku memaafkan bukan berarti aku melupakan. Sesuatu yang menyakitkan akan membawaku untuk menjadi orang yang kuat dan sempurna. Aku tau, ketulusan akan membawa kebahagiaan. Walau harus memberikan pengorbanan yang begitu berat. Kebahagiaan yang sempurna adalah ketika aku mendapatkan apa yang aku harapkam tanpa menyakiti perasaan siapapun. 

Titik lelah itu pasti akan datang. Dimana hati sudah tidak lagi mendekap segala harapan dan kenangan. Mungkin itu disaat paling berat. Disaat aku sudah tak berharap apapun darimu. Ketika itu, aku akan mencoba melupakan mu walau kenyataannya tak semudah aku memikirkannya. Lagi pula untuk apa aku mempertahankanmu kalau nyatanya kamu sama sekali tak melakukan hal yang sama sepertiku.

Aku tak paham mengenai cinta. Yang ku tau ia indah. Jika diizinkan, aku ingin memahaminya. Tapi apa dayaku tanpa kekuatan dari-Nya. Cinta itu indah menurutku. Namun keindahan itu akan lenyap tatkala disimpul dengan tali temali selain tali takwa. Yang ku tau cinta itu indah. Tak perlu memaksakan kisahnya untuk buktikan ia ada, karena tanpa dipaksa ia akan tetap ada.

Terimakasih untukmu yang pernah dan masih mengisi hatiku saat ini. Meskipun kau hanya angin lalu yang akhirnya melukai ku…