Liebe dir,
Pintu masa depanmu sudah terbuka. Ini saatnya kamu memilih jalan
hidupmu. Memutuskan untuk menjadi yang terbaik atau yang biasa saja. Memutuskan
untuk menjadi kebanggan kedua orangtuamu atau hanya menjadi penyejuk hati
mereka bahwa kau sudah lulus sma dan masuk perguruan tinggi. Ini awal hidup
barumu dimulai. Awal dari wujud nyata mimpi – mimpi yang selama ini kau
nantikan. Mimpi – mimpi yang telah kau gantungkan bersama teman – teman
sebayamu selama 12 tahun kau sekolah. Tercapai atau tidak, menjadi nyata atu
hanya tetap menjadi impian, tergantung dirimu. Semua berawal dari niat dalam
hatimu, menjadi lebih baik atau tidak. Karena keberhasilan seseorang adalah
berada di alam tindakan, bukan di alam angan – angan. Mungkin perasaanmu mengenai
liburan setelah ujian – ujian yang kau lewati biasa saja, namun bisa saja tanpa
kau sadari. Liburanmu kali ini bukan liburan panjang, setelah ini gak akan ada
lagi masuk sekolah, gak ketemu sahabat – sahabatmu 5 hari tiap minggunya, gak akan
ada lagi jam kosong yang kamu tunggu – tunggu, gak akan ada lagi peraturan yang
mewajibkan memakai seragam, mungkin juga ga akan ada lagi bercanda bareng teman
– temanmu. Bahkan mereka sudah di luar kota dan luar negri. Mungkin begitu juga
dengan kau. Mengejar cita – cita dan ambisi masing – masing dan seketika kamu
ngerasa kalo mereka semua ternyata termasuk orang – orang yang ngambis. Dan
kalian baru sadar itu. Masa sma kalian sudah habis. Masa depanmu ada di
genggaman mu. Aku tau, dengan berakhirnya un yang hampir dua minggu lalu,
menandakan bahwa berakhir pula tugas mu untuk belajar. Ya walaupun masih harus
belajar untuk sbm, tetapi intensitasmu untuk ada di sekolah semakin sedikit.
Aku tau, mulai hari ini mungkin aku akan lebih jarang lagi melihat kau. Biarpun
rumah kita berdeketana, tetapi rasanya kita ga pernah ketemu. Satu sekolahpun kita
jarang ketemu. Kalaupun aku diberi kesempatan untuk bertemu denganmu, aku hanya
bisa menunduk memanggil namamu dalam diam. Seketika juga aku bingung, entah
harus bersyukur karna melihat sempurna ciptaan-Nya atau aku harus istighfar
karena sudah melihat yang harusnya tidak dilihat. Menundukkan pandangan salah
satu keharusan seorang muslimah menurutku. Ya walaupun aku belum bisa menjadi
muslimah yang baik, setidaknya aku berusaha lebih baik. Aku hanya bisa menyebut
namamu dalam diam. Aku hanya bisa titipkan salam rinduku lewat doaku. Jika aku
rindu, bukan foto yang aku cari, bukan nomor telfon yang aku cari, melainkan
aku sebut namamu dalam tiap sujudku. Itulah cara terbaikku untukmu. Aku tau ini
sebenernya tidak baik. Maka dari itu, aku serahkan semua pada Sang Pencipta
Cinta. Biarkan keputusannya menjadi rahasia indah bagiku. Kalaupun kau hanya
angin lalu, semoga Ia cepat hapuskan rasa ini yang jelas – jelas mengarah pada
keburukan. Entah aku harus apa, namun aku pendam lebih baik daripada aku
menceritakan ini. Semoga kau selalu dalam keadaan baik. Terus semangat meraih
impianmu yang semakin dekat. Jangan pernah menyerah meraih apa yang kau
inginkan. As long as you can, you must do your best. Impian ada di genggamanmu
liebe dir. Danke. Danke für alle.