Sabtu, 25 April 2015

Liebe dir


Liebe dir,
Pintu masa depanmu sudah terbuka. Ini saatnya kamu memilih jalan hidupmu. Memutuskan untuk menjadi yang terbaik atau yang biasa saja. Memutuskan untuk menjadi kebanggan kedua orangtuamu atau hanya menjadi penyejuk hati mereka bahwa kau sudah lulus sma dan masuk perguruan tinggi. Ini awal hidup barumu dimulai. Awal dari wujud nyata mimpi – mimpi yang selama ini kau nantikan. Mimpi – mimpi yang telah kau gantungkan bersama teman – teman sebayamu selama 12 tahun kau sekolah. Tercapai atau tidak, menjadi nyata atu hanya tetap menjadi impian, tergantung dirimu. Semua berawal dari niat dalam hatimu, menjadi lebih baik atau tidak. Karena keberhasilan seseorang adalah berada di alam tindakan, bukan di alam angan – angan. Mungkin perasaanmu mengenai liburan setelah ujian – ujian yang kau lewati biasa saja, namun bisa saja tanpa kau sadari. Liburanmu kali ini bukan liburan panjang, setelah ini gak akan ada lagi masuk sekolah, gak ketemu sahabat – sahabatmu 5 hari tiap minggunya, gak akan ada lagi jam kosong yang kamu tunggu – tunggu, gak akan ada lagi peraturan yang mewajibkan memakai seragam, mungkin juga ga akan ada lagi bercanda bareng teman – temanmu. Bahkan mereka sudah di luar kota dan luar negri. Mungkin begitu juga dengan kau. Mengejar cita – cita dan ambisi masing – masing dan seketika kamu ngerasa kalo mereka semua ternyata termasuk orang – orang yang ngambis. Dan kalian baru sadar itu. Masa sma kalian sudah habis. Masa depanmu ada di genggaman mu. Aku tau, dengan berakhirnya un yang hampir dua minggu lalu, menandakan bahwa berakhir pula tugas mu untuk belajar. Ya walaupun masih harus belajar untuk sbm, tetapi intensitasmu untuk ada di sekolah semakin sedikit. Aku tau, mulai hari ini mungkin aku akan lebih jarang lagi melihat kau. Biarpun rumah kita berdeketana, tetapi rasanya kita ga pernah ketemu. Satu sekolahpun kita jarang ketemu. Kalaupun aku diberi kesempatan untuk bertemu denganmu, aku hanya bisa menunduk memanggil namamu dalam diam. Seketika juga aku bingung, entah harus bersyukur karna melihat sempurna ciptaan-Nya atau aku harus istighfar karena sudah melihat yang harusnya tidak dilihat. Menundukkan pandangan salah satu keharusan seorang muslimah menurutku. Ya walaupun aku belum bisa menjadi muslimah yang baik, setidaknya aku berusaha lebih baik. Aku hanya bisa menyebut namamu dalam diam. Aku hanya bisa titipkan salam rinduku lewat doaku. Jika aku rindu, bukan foto yang aku cari, bukan nomor telfon yang aku cari, melainkan aku sebut namamu dalam tiap sujudku. Itulah cara terbaikku untukmu. Aku tau ini sebenernya tidak baik. Maka dari itu, aku serahkan semua pada Sang Pencipta Cinta. Biarkan keputusannya menjadi rahasia indah bagiku. Kalaupun kau hanya angin lalu, semoga Ia cepat hapuskan rasa ini yang jelas – jelas mengarah pada keburukan. Entah aku harus apa, namun aku pendam lebih baik daripada aku menceritakan ini. Semoga kau selalu dalam keadaan baik. Terus semangat meraih impianmu yang semakin dekat. Jangan pernah menyerah meraih apa yang kau inginkan. As long as you can, you must do your best. Impian ada di genggamanmu liebe dir. Danke. Danke für alle. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar